Selamat datang di Dunia Fisika

Selasa, 20 Desember 2011

Ternyata Bulan Lebih basah Daripada Sahara



Karena posisi gerak rotasi dan revolusi bulan dan Bumi, ada bagian bulan yang tidak pernah tampak dari Bumi dan tak disinari Matahari. Bagian bulan yang gelap permanen itu lama menyimpan misteri dan membuat penasaran para ahli karena diduga memiliki air dalam jumlah yang signifikan.

Untuk membuktikannya, NASA telah mengembangkan misi Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS) yang diluncurkan pada tahun 2009. Dalam misi ini, wahana tersebut juga dilengkapi roket Centaur untuk ditembakkan ke permukaan bulan. Harapannya, hasil tabrakan akan membentuk ledakan yang bisa diamati apakah serpihanya mengandung air.


Misi itu telah sukses. Centaur telah berhasil menghantam permukaan kawah Cabeus di kutub selatan bulan. LCROSS yang berselisih waktu 4 menit dengan Centaur juga telah mampu melihat komposisi debu yang dihamburkan Centaur ketika menghantam permukaan bulan. Kini, ada jawaban positif tentang adanya air di bulan. Hasil observasi itu dilaporkan di jurnal Science teranyar, 22 Oktober 2010 lalu.

Jumlah air yang terdapat di permukaan bulan kurang lebih sejumlah 5,6 persen. "Jumlahnya kira-kira dua kali jumlah air yang terdapat di gurun Sahara. Mungkin tidak sebanyak air yang terdapat di bagian bumi umumnya, tapi adanya air di bulan saja, itu sudah mengejutkan," lanjut Colaprete.

Ia  mengatakan bahwa dalam 1000 kg debu bulan mengandung 12 galon air. Air yang ditemukan terdapat dalam bentuk kristal es. Di kristal es itu sendiri, terdapat sebanyak 80-90 persen air. Colaprete mengungkapkan, persentase banyaknya jumlah air itu bisa diungkapkan dari lamanya kritsal mampu bertahan dalam wujudnya.

"Agar kristal dapat bertahan lebih dari satu menit, kristal itu harus memiliki 80 hingga 90 persen air, jika tidak kristal itu akan menyublim atau menguap," terang Colaprete.

Hasil penemuan ini semakin melengkapi beberapa penelitian sebelumnya tentang kawah yang suhunya mencapai lebih dari -230 derajat Celsius ini. Sebelumnya, Cabeus diketahui mengandung karbon monooksida, perak, magnesium, metana dan merkuri dalam jumlah yang cukup banyak. Hasil ini juga mampu menghilangkan keraguan tentang adanya air di bulan yang selama ini ada.

Sebelum LCROSS, beberapa misi luar angkasa juga sudah mendeteksi adanya air di bulan, walaupun masih berupa dugaan. Sinyal radar dari pesawat ruang angkasa Clementine yang beroperasi pada tahun 1994 misalnya, telah mengindikasikan adanya air. Selain itu, ada Lyunar Prospect-nya NASA yang mengorbit bulan pada tahun 1998-1999, dan mendeteksi adanya hidrogen di banyak kawah bulan, walaupun belum jelas apakah hidrogen itu terdapat dalam bentuk air. 

Sekarang, setelah misteri adanya air terpecahkan, pertanyaannya adalah darimana air itu berasal? salah satu dugaannya adalah bahwa atom hirogen yang dibawa oleh "angin matahari" jatuh di wilayah bulan yang kaya oksigen. Seiring waktu, molekul itu berpindah hingga akhirnya terjebak di kawah bulan yang super dingin.

sumber : kompas.com
Muon

Apakah muon itu? tentunya ada yg sudah pernah mendengar tentang hal ini di fisika kuantum. Kita akan membahas sedikit hal tentang Muon.

Dari wikipedia, disebutkan bahwa dalam model standar dari fisika partikel, sebuah muon (dari huruf Yunani mu, digunakan untuk mewakilinya) adalah sebuah partikel dasar dengan muatan listrik negatif dan sebuah spin 1/2. Bersama dengan elektron, tauon dan neutrino, dia diklasifikasikan sebagai bagian dari keluarga lepton dari fermion. Sama seperti partikel dasar lainnya, muon memiliki sebuah antibenda dengan muatan berlawanan namun dengan massa dan spin yang sama: antimuon.

Karena alasan sejarah, muon seringkali ditunjuk sebagai mu mesons, meskipun sebenarnya mereka tidak diklasifikasikan sebagai meson oleh fisikawan partikel modern. Muon memiliki sebuah massa yang 207 kali lebih berat dari massa elektron (105,6 MeV). Karena interaksi mereka yang sangat mirip dengan elektron, sebuah muon seringkali dianggap sebagai sebuah elektron sangat berat. Muon dinotasikan μ and antimuon μ+.

Di Bumi, muon tercipta ketika sebuah pion bermuatan terurai. Pion tercipta dalam atmosfer atas oleh radiasi kosmik dan memiliki sebuah masa urai yang sangat pendek - beberapa nanodetik. Muon tercipta ketika penguraian pion juga berhidup-pendek: waktu urai mereka adalah 2,2 mikrodetik. Namun, muon dalam atmosfer bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, jadi pengaruh dilasi waktu dari relativitas khusus membuat mereka mudah terdeteksi di permukaan bumi.

Dengan kasus lepton bermuatan lainnya, ada sebuah muon-neutrino yang memiliki rasa yang sama dengan muon. Muon-neutrino dinotasikan sebagai νμ. Muon terurai secara alami menjadi sebuah elektron, elektron-antineutrino, dan muon-neutrino.

Dan tahukah kamu bahwa pada tahun 2010 yg lalu, para ilmuwan mengatakan bahwa jumlah materi dan anti materi yang dihasilkan sebelum big bang haruslah berbeda. Hanya perbedaan itulah yang memungkinkan terciptanya semesta. Sebelumnya, perbedaan itu hanya mungkin dalam teori. Hingga tahun ini, percobaan partikel di Fermilab menemukan bahwa muons (partikel sub atomik seperti halnya elektron) yang dihasilkan memiliki kelebihan 1% anti muons. Perbedaan muons dan anti muons tersebut memang tidak terlalu banyak. Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa jumlah itu cukup untuk memacu terciptanya semesta.


Supermoon

Supermoon



Supermoon (Lunar Perigee) adalah peristiwa purnama saat bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi (perigee) yaitu berjarak 221.567 mil atau 356.578 Km (Kilometer). Peristiwa Supermoon ini merupakan peristiwa langka yang terjadi setiap 18 tahun sekali, yaitu jarak bulan paling dekat dengan bumi sejak 1993. Selain kita bisa melihat pemandangan bulan yang lebih terang nan jernih yang menerangi bumi malam ini dengan jaraknya yang lebih dekat, Planet Saturnus pun bisa sekalian kita amati karena berada didekatnya.


            Menurut badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), peristiwa supermoon memang berpengaruh terhadap bumi, yaitu mengakibatkan terjadinya pasang air laut karena gaya tarik bulan, namun berdasarkan perhitungan NASA, kenaikan air laut saat terjadi Supermoon hanya sekitar 15 cm (centimeter) saja, tidak sampai menyebabkan gelombang tinggi.


Sedangkan menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim, Tanjung Perak, Surabaya,munculnya fenomena Supermoon bisa mengakibatkan banjir rob di sejumlah daratan. Misalnya saja untuk kawasan Surabaya Timur, yaitu dari Kenjeran, Gedangan Sidoarjo sampai Pasuruan, ketinggian pasang air laut bisa mencapai 110 sampai dengan 130 cm (centimeter) diatas permukaan laut.




panel surya dapat dicetak pada sebuah kertas


Saat ini anel surya dapat dicetak pada sebuah kertas
Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil menciptakan sebuah panel surya yang mampu dicetak di selembar kertas. Perkembangan ini membuat pembuatan panel surya lebih murah dan mudah.

Panel surya dari kertas ini cukup kuat walaupun telah dilipat menjadi mainan pesawat terbang. Selain itu, panel surya yang fleksibel tersebut dapat diisi ulang saat terkena cahaya matahari. 



Proses pencetakan menggunakan uap, bukan cairan. Dengan penggunaan suhu kurang dari 120 derajat celsius, memungkinkan penggunaan kertas, plastik, atau kain biasa sebagai wadah panel surya.

Peneliti mengatakan, "Panel dari kertas ini menjadi sebuah terobosan yang dapat mengurangi biaya produksi dalam pembuatan panel surya. Biayanya hampir seperseribu biaya panel yang terbuat dari kaca."

Peneliti mengatakan bahwa sel surya yang dicetak di atas kertas ini masih dalam tahap uji coba, efisiensinya masih sekitar satu persen.

Profesor Teknik Elektro Vladimir Bulovic, yang turut serta dalam penelitian ini, mengatakan bahwa walaupun efisiensi panel ini masih sangat kecil, namun sudah bisa menggerakkan alat-alat kecil.

"Saya yakin, dalam waktu dekat kami akan menyempurnakan panel surya fleksibel ini," tambahnya.







kamera bisa berbohong

Kamera bisa berbohong

"Dicari gadis model, syarat: fotogenik." Sesekali, iklan seperti ini bisa kita temui di koran, majalah, atau syarat wajib di agensi model.

Apakah kalian tahu, sebenarnya syarat di atas omong kosong. Terlihat cantik atau tidak bukan karena wajah kita punya bakat "fotogenik" atau "camera face". Dengan permainan make up serta kepiawaian fotografer/kameramen memilih sudut terbaik, bisa menghasilkan "kecantikan" sesuai yang diinginkan.

  Tidak percaya? Seorang fotografer Stephen Eeastwood membuktikan mengapa kita kita kadang-kadang terlihat bagus di foto dan kadang-kadang tampil mengerikan. Kuncinya ada pada lensa yang dipakai.

Perhatikan hasil foto yang dibuat Mr. Eastwood dengan cara mengubah lensa 19mm ke 350mm.



 
Rahasianya:

1. Semakin pendek fokus lensa, bidang pandang yang kita tangkap semakin luas. Itulah mengapa 'fisheye' lensa (15mm) mendistorsi objek secara dramatis.
2. Sebuah lensa yang lebih besar (contoh: 350mm) akan meratakan dan memperluas wajah subjek. Karena itu, kadang-kadang bisa membuat telinga terlihat lebih jauh ke belakang, atau membuat hidung terlihat lebih besar.
3. Para ahli mengatakan lensa 135mm akan menghasilkan gambar terbaik, hasil yang paling akurat.

Jadi, kalau sekarang kita terlihat jelek di kamera setidaknya bisa memberi alasan kepada sang juru potret: "Ah, pakai lensa yang salah, sih!"

 sumber : kompas.com